Minggu, 30 September 2012
PUJANGGAKU :')
KARYA: ( FARRADIBA)
Suaramu yang
lantang
Laksana petir yang
menggelegar
Di angkasa. . . .
Puisi mu yang lembut
Selembut kain wol
. . .
Banyak orang mengagumi mu
Walaupun
hidupmu berliku …
Kau
tetap tegar menghadapi
Itu
semua. . . . ……………………..
Kau
sudah merasakan asam garam..
Kau pernah
merasakan jeruji besi
Akibat kau
menentang pemerintahan
Tapi kau tetap
kuat tegak berdiri
Di bumi yang kokoh
ini…
Kau
telah pergi meninggalkan
Dunia
yang fana ini…
Kau
telah tidur untuk selamannya….
Tidurlah
senimanku,,tidurlah penyairku,,tidurlah pahlawanku
.....
Kau akan selalu di
hatiku
Sang penyairku….
W.S. RENDRA
PENYESALAN YANG INDAH
*FARRADIBA*
Sayup-sayup
dedauanan membasahi keningku , ku
melangkah semakin pasti , mencari disetiap lorong – lorong sekolah baruku.
Setiap sudut ku amati dengan seksama layaknya seperti detektif chonan
yang sedang mencari buronan. Tiba – tiba
“brrookkk”
suara bahuku yang menghantam bahu seseorang
Aku
pun teriak kesakitan tanpa ku sadari si cowok itu melenyap sekejap dari
pandanganku tanpa berkata sepatah kata apapun.
“woooeeeyy,, nggak sopan banget sihh kamu” teriakku pada
sesosok laki-laki yang tanpa sengaja tadi menabrakku.
Lalu
hatiku serasa menggumpal dan bersatu menjadi satu serasa mau pecah dan tanganku
mengepal dengan keras nya.
“udah, mbak sabar” sahut rere dengan halus &
menenangkanku .
Rere
adalah sahabat ku sejak smp walau aku
dan dia baru akrab saat kelas 9 ,tapi aku merasa sangat nyaman dengannya .
tapi, sayang dia itu anaknya ember jadi aku nggak pernah cerita tentang hal
pribadiku ke dia
“ayukk , kita kemon
ke kelas baru kita. Nggak sabar nih aku mbak” celetuknya sambil tertawa polos.
Saat
perjalanan menuju kelas tak henti – hentinya aku menumpahkan segala keluhku
tentang cowok angkuh itu kepada Rere
dan dia sangat sabar mendengar keluh kesahku.
“ohhh my god” teriakku pelan
“hah ? kenapa mbak?? Tanya rere padaku
“ cowok belagu , angkuh , sombong, jutek itu :o jangan –
jangan ?”jawab ku perlaha-lahan
“jangan – jangan kita sekelas sama dia” melanjutkan
jawabanku
“ silakan masuk dan duduk anak – anak kelas X- D” sahut
seorang lelaki tua yang masih terlihat gagah dan memiliki rambut yang hampir
sama seperti einstain tapi nggak kriting dan panjang.
“sepertinya dia wali kelas kita , duduk dimana
nihh??bisik ku pada rere
Rere
menjawab dengan anggukan saja dan menunjuk sebuah tempat di pojok kanan kelas
bagian shof ke 3.Dan ternyata memang benar kalo si
cowok belagu itu sekelas dengan aku namanya AKBAR ALTARA, nama dan tampangnya
sih bagus ,tapi sayang sifat + sikapnya bikin aku illfeel padanya.
Ternyata
kian detik , menit , dan hari yang telah kulewati dengan teman-teman baru ku
sangat nyaman apalagi sikap si Akbar makin hari makin berubah dan dia-pun juga
meminta maaf ke aku , hubungan persahabatanku dan dia semakin baik. Tapi , dia
itu type cowok yang sangat jutek, pendiem, dan serius menurutku.
Makin
hari aku merasa ada yang lebih dari sosok akbar walau dia itu sosok cowok yang
cuek tapi dia juga… pokoknya nggak bisa dijelasin dehh pake kata-kata biar aku
dan Tuhan saja yang mengetahui itu.
Saat
ku berada didekatnya ataupun didekatnya aku tak bisa menyembunyikan rasa ku
ini, degup jantung ku pun memacu sangat cepat seperti habis lari maraton dan
aku rasa dia tahu kalo aku ada rasa denganya karena saat dia melihat ke arahku
, aku langsung salting
Hingga
pada suatu hari aku mulai jujur tentang perasaanku ini dengannya dan ternyata
dia pun juga membalas perasaanku padanya. Dan aku menyuruh dia untuk segera
menembak aku agar menjadi pacarnya. Dia meminang aku menjadi pacarnya didepan
seluruh teman – temanku dikelas .
“
haduhh malu banget aku , tapi whatever
lah yang penting cintaku diterima sama dia” celetukku didalam hati.
Hari
demi hari kujalani bahagia bersamanya dengan begitu indah, dia sangat sayang
sekali pada ku dan aku pun juga.
Tapi
hingga suatu hari tanpa ku tahu alasan yang jelas dia mulai bersikap aneh
padaku , dia mulai tak peduli segala sesuatu yang berhubungan dengan aku, dia
selalu menganggap aku lemah, tolol dan bodoh. “Cuma aku agak sedikit lemot
sihh” hahahhhh :p
Tapi
seenggaknya sebagai pacar dia enggak boleh bersikap sekasar itu denganku. Aku
mulai bersabar menghadapi segala hujatan darinya. Sebenernya aku paling nggak
suka dimainin sama cowok tapi kenapa ada cowok ke jutek, cuek, belagu dan
sekasar dia .
Semua
hal yang telah ia berbuat ini aku ceritakan pada temen – temen ku di kelas ,
terutama para cewek. Dan sebagian besar dari mereka menyuruh agar aku
memutuskan dia atau minta kepastian.
“udah putusin ajjah mit?”
dengus Lina , salah seorang temanku
“iya betul tuh , cowok apaan
tuh belagu , enggak nyadar apa kalo di jelek . mending cari lain” hina deby
“Tapi aku sayang banget sama
dia guys” jawabku dengan bercucuran air mata
“udah jangan nanges say
,,biar kita aja yang ngelabrak tu cowok” unggkap Lina
Dan
masih banyak lagi hujatan yang Lina dan Deby curahkan, tapi tanpaa aku sadari
ternyata mereka berdua memendam perasaan kepada cowokku. BERMUKA DUA ! TEMAN MAKAN TEMAN !!
Tepat
pada waktu tahun baru aku berniat untuk memperbaiki hubungan aku dengannya, aku
ingin mengajaknya tahun baruan bareng seperti muda-mudi yang lain.
“ayo tahun baruan ,mumpung
ujannya udah reda”pintaku pada akbar
“kayaknya nggak bisa
dilanjutin deh hubungan ini” jawabyanya padaku didaftar inbox handphoneku
“hah maksudmu apaan?” Tanya
ku
“KITA PUTUS ! aku pengen
serius ke pelajaran dulu” jawabnya
Ku
baca kata demi kata dari sms nya itu,
aku hanya bisa tertegun dan aku mulai memasuki lamunanku membayangkan wala aku
bertemu denganya, menjadi temanya, sahabatnya, hingga menjadi pacarnya. Aku
sungguh terpukul atas semua ini, aku nggak rela kalo di mutusin aku gitu aja. Dan ku mulai merangkai kata untuk membalas sms nya tapi ku tak mendapat balasanya
sama sekali , saat di sekolah pun dia menjauh dari aku, tak berbicara sepatah
kata apapun.
Mata
ku mulai bengkak karena menangisi hal ini semalaman suntuk. Dan berita ku putus dengan Akbar pun menyebar
ke semua teman-teman sekelasku.
Tak
berapa lama aku berpisah dengannya dia sudah dekat dengan sahabatku sendiri ,
namanya Kinta
“padahal Kinta udah punya
pacar, kenapa dia deketin mantanku sihh ?”seruku dalam hati\
“mbak,, udah sabar ajjah yah,
makanya hati-hati memilih cowok. Cowok itu emang belagu perlu dikasih
pelajaran” dengus rere.
“iya ,bener itu.kamu berpihak
sama aku kan ? aku takut … “ pembicaraanku lalu dipotong sama Rere.
“aku itu sahabatmu dari SMP
mbak, aku nggak seperti mereka. Percaya deh” kata-kata tulus dari Rere menembus
dalam ke hatiku
“iya-iya sayang” sahutku
sambil cekikikan.
Saat ku menatap mantan
pacarku dengan sahabatku itu hatiku ini
terasa seperti tergores pisau lalu terkena parutan jeruk nipis lalu
diinjak-injak orang banyak . banyak hikmah yang aku peroleh dari semua kejadian
itu “jangan pernah melihat orang dari covernya, karena sampulnya belum tentu
sebagus dalamnya, ataupun sebaliknya”.
Kamis, 27 September 2012
photography
sekarang gue lagi belajar di dunia yang baru. dunia yang gue rasa nyaman. walaupun belum begitu berbakat gue mencoba menekuninya.dan satu kebanggaan terbesar gue . gue bisa menjadi Wakil Ketua Redaksi di sekolah majalah gue. #sumpah gue bangga banget ,haha *lebay
Modus dibalik PAPARAZI
Mentari malu-malu menampakkan sinar emasnya.
Angin tak segan menghampiri. Langkahku semakin cepat menapaki paving di halaman
samping sekolahku. Canda tawa kawan-kawanku pun ikut membaur dengan suasana
yang apik itu. Tiba-tiba sorot mataku tertuju pada sesosok yang tengah
bersantai di depan sebuah ruangan dengan tunas kelapa di pintu ruang itu.
Kacamata itu membuatku sulit untuk menghindar. Tapi aku hanya terdiam dan
mematung di tempat dudukku saat itu.
“Tuh,
ada Kak Finno..!” desis salah seorang temanku.
“Ke
sana, yuk..!” ajakku sambil menunjuk posisi Kak Finno.
“Ya
udah.. Yuk..!” seru teman-temanku bersamaan.
Sambil
cekikikan aku beranjak dari tempat tadi. Entah kenapa, degup jantungku mulai
tak karuan. Nafasku memburu. Seakan jantungku memompa darah lebih cepat.
“haiii
kaaakkk finnn ?” sapaku dengan nada terpatah-patah
“iya
adik J “sahutnya dengan penuh kelembutan
Seakan jantungku berhenti sejenak dan mulai
tak karuan lagi seperti habis lari maraton
“Kak,
sebenarnya gimana sih tugas-tugas paparazi sekolah?” tanyaku sembari
menyembunyikan ekspresi ceria yang meluap-luap ini.
“Ya
pokonya gitu-gitu, Dhek..! Emangnya kenapa?” ucap Kak Finno dengan senyum khas
Finno-nya.
“Lha
kok nggak pernah aktif, Kak?” temanku menambahi.
“Lha
itu udah turun-temurun. Dari zamanku sih, sebenernya..!” jawab Kak Finno dengan
temannya.
“tenyata semua ini karena DIA” gertakku dalam
hati
…
Aku ikut tertawa dalam hati. Masih banyak
percakapan antara teman-temanku dengan Kak Finno yang juga tak sendirian. Suara
Kak Finno yang menerobos telingaku terdengar amat lembut. Belum lagi, senyumnya
yang membuatku terbang tinggi, membelah atmosfer bumi, terjun bareng paus2
akrobatis, dan menuju rasi bintang paliiiing romantis (kok jadi kayak iklan..!)
Tak
tau lagi apa yang mereka bicarakan dengan Kak Finno. Konsentrasiku hanya
tertuju pada keeksotisan makhluk di hadapanku ini. Aku juga tak ingat berapa
menit yang telah kulalui bersama senyum indah Kak Finno. Lalu ia berkata
“Aku
ke kelas dulu, ya dik….!” Ucap Kak Finno begitu saja.
Seakan hal yang dikatakan itu memutuskan
semangatku .namun, Aku mulai bisa menghempaskan nafas panjang ketika Kak Finno
berlalu. Rasa kagumku semakin memuncak setinggi Himalaya.
Tak
sabar aku ingin mencurahkan semua rasa ini kepada teman-teman kelas yang memang
setia mendengarkan semua keluhku. Semangat aku menapaki setiap anak tangga. Dan
ketika aku memasuki ruang kelas,
“Ada
crita lo…. Bla..bla..bla..”
Kuceritakan semua yang terjadi tadi dari A
hingga Z, samapi benar-benar tak ada yang terlewatkan. Tentu saja aku bercerita
menggebu-gebu dengan gelak yang menjadi-jadi.
Dan
hanya 1 kata yang dapat kuucapkan,
“EKSOTIS…!”
AKU INGIN HIDUP SEPERTI DAHULU
Saat malam hadir menjemputku
Aku terbayang ,
AKU INGIN HIDUP SEPERTI DAHULU
Saat masih ada senyuman yang merekah dari bibirnya
Saat pelangi hadir dalam mata kita
Namun, kini kelabu hadir menutupi pelangi itu
Semua berubah menjadi gelap
Semua berubah menjadi tetesan air mata
Langganan:
Komentar (Atom)

